Sunday, May 20, 2007

Metajen Diantara Hiruk Pikuk Masyarakat Bali

Metajen atau menyabung ayam adalah hiburan yang mentradisi di Bali. Bukan saja sekedar sabung, tetapi mengundang penonton untuk saling bertaruh, merupakan kejadian yang biasa. Ketika itu masih menggunakan uang kepeng. Pemenang mendapat uang taruhan setelah dipotong pajak untuk para petugas sabungan.
Ayam yang disabung biasanya diberi pisau di kakinya. Ayam yang mati dalam sabungan dianggap kalah. Para penyabung berdatangan dari segala penjuru. Biasanya arena sabung yang terkenal terjadi di Goa Lawah. Metajen ini sempat dilarang habis-habisan karena dianggap ajang judi. Namun masih saja ada masyarakat yang melakukannya.
Namun kini pemerintah daerah setempat kembali mengijinkan metajen untuk tujuan kepariwisataan. Metajen telah dibuat menjadi salah satu tourist destinition dan masuk dalam Tourism schedule. Dan semua unsur judi seperti uang taruhan dihilangkan disini. Jadi metajen murni hanya sebagi hiburan tanpa embel-embel judi. Tapi ini tidak menutup kemungkinan masyarakat Bali masih metajen dengan taruhan.
Ayam taruhan pun sangat diperhatikan kondisi fisiknya oleh pemilik ayam. Baik dari segi makanan, kebersihannya, bahkan mereka juga melakukan suatu ritual tertentu agar ayam taruhan mereka bisa menang.
Ditengah segala bentuk hiburan baru yang bermunculan, metajen masih merupakan yang terfavorit. Memang metajen sudah begitu mendarah daging di masyarakat Bali. Kalau berkunjung di perkampungan-perkampungan Bali, kita masih sering melihat masyarakat setempat metajen di area tempat tinggalnya. Para penonton bersorak-sorak mendukung ayam taruhannya.
Ya, metajen tidak bisa dihilangkan dari keseharian masyarakat Bali.

0 comments: