Kalo saya lagi di Bali saya selalu meluangkan waktu seharian mengunjungi rumah sahabat saya, Intan di Ubud. Intan seorang guru tari Bali dan guru membaca dan menulis di daun lontar. Dia membuka kursus menari di rumahnya setiap sore. Suaminya seorang pelukis Bali. Wah pokoknya keduanya kompak melestarikan budaya Bali.
Saya paling betah di rumahnya. Suasananya ituloh yang tenang banget. Rumah Intan terbagi dari beberapa pendopo khas Bali, beratap alang-alang, berdinding bata merah, serta daun pintu-pintunya berukir. Eksotik banget. Di sekeliling rumahnya terbentang sawah . Wow, hamparan sawah dan rerumputan menghijau memberi kesejukan jiwa apalagi pas sunset, romantiiiisss banget.
Begitulah, Ubud memang tempat yang menjanjikan sebuah eksotika alam jika kita benar-benar tahu bagaimana menikmatinya.
Walter Spies, seniman Jerman tinggal di ubud pada tahun 1927 hingga tahun 40an. Beliau adalah orang asing pertama yang menetap di Bali, disusul kemudian oleh Antonio Blanco, seorang pelukis yang terkenal dengan julukan 'Salvador Dali of Bali'. Bahkan beliau juga beristrikan penari Bali. Sejak saat itu jadilah Ubud yang semula sepi menjadi kawasan paling nyeni di Bali.
Ubud menjadi tempat yang wajib dikunjugi oleh para wisatawan terutama wisatawan Eropa. Banyak wisatawan berkata: ' Kuta is madness, Sanur is sterille, Nusa Dua is culturally isolated, and Ubud is the place to go'.
Sama dengan saya, melewatkan 1 hari di rumah Intan, duduk di halaman rumah, menikmati hamparan sawah, suara burung, sunset, diiringi alunan gamelan Bali, tarian elok murid-murid Intan sungguh suatu bahagia tak terkira.
0 comments:
Post a Comment